Kamis, Juli 30, 2020

Peralatan Las TIG / GTAW

BAB I. TEKNIK PENGELASAN PELAT DENGAN PELAT

 

A. Las TIG/GTAW

Las TIG berasal dari bahas Inggris, yang merupakan kepanjangan dari Tungsten Inert Gas. dikenal juga dengan istilah Tungsten Inert Gas (TIG) di Amerika, dan istilah  Wolfram  Inert  Gas  (WIG)  di  Jerman,  adalah  proses  pengelasan melalui pemanfaatan  busur  listrik  antara  elektroda  tungsten  tidak  terumpan  dengan bahan yang dilas.

1. Pengertian Las TIG/GTAW

Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala listrik dihasilkan dari elektroda tungsten (elektroda tak terumpan) dengan benda kerja logam. Daerah pengelasan (HAZ, Logam cair, dan elektroda) dilindungi oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak berkontaminasi dengan atmosfir / udara luar. Kawat las dapat ditambahkan atau tidak tergantung dari bentuk sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan dilas.

Jenis las TIG ini termasuk salah satu metode yang paling penting dalam pengerjaan baja paduan tinggi (high alloy) dan logam bukan besi (non ferrous), seperti; aluminium, tembaga, titanium, dan molibden.

 2. Perlengkapan Las Gas Tungsten / TIG

Gambar. Diagram Mesin Las Gas Tungsten

Perangkat yang dipakai pada pengelasan las gas tungsten / TIG adalah :

a.Mesin Las AC/DC

b.Tabung Gas Pelindung

c.Regulator Gas Pelindung

d.Flowmeter

e.Selang Gas dan Pengikatnya

f.Kabel Elektroda dan Selang

g.Stang Las (Welding Gun)

h.Elektroda Tungsten

i.Bahan Tambah

j.Aksesoris pilihan dapat berupa system air pendingin untuk pekerjaan pengelasan berat, rheostat kaki, dan pengatur waktu busur.


Perangkat/ perlengkapana yang dipakai dalam pengelasan las TIG adalah :

a.    Mesin las AC/DC

Mesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus AC/DC yang digunakan di dalam pengelasan las gas tungsten. Pemilihan arus AC atau DC biasanya tergantung pada jenis logam yang akan dilas.

b.    Tabung gas lindung adalah tabung tempat penyimpanan gas lindung seperti argon dan helium yang digunakan di dalam mengelas gas tungsten.

c.    Regulator Gas Pelindung

Regulator gas lindung adalah adalah pengatur tekanan gas yang akan digunakan di dalam pengelasan gas tungsten. Pada regulator ini biasanya ditunjukkan tekanan kerja dan tekanan gas di dalam tabung.

d.   Flowmeter

Flowmeter dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas lindung yang dipakai di dalam pengelasan gas tungsten.   

e.    Selang gas dan pengikatnya

Selang gas dan perlengkapannya berfungsi sebagai penghubung gas dari tabung menuju pembakar las. Sedangkan perangkat pengikat berfungsi mengikat selang dari tabung menuju mesin las  dan dari mesin las menuju pembakar las.

f.     Kabel elektoda dan selang gas

Kabel elektoda dan selang gas berfungsi menghantarkan arus dari mesin las menuju stang las, begitu juga aliran gas dari mesin las menuju stang las. Kabel masa berfungsi untuk penghantar arus ke benda kerja.

g.    Stang las (welding torch)

Stang las (welding torch) berfungsi untuk menyatukan sistem las yang berupa penyalaan busur dan perlindungan gas lindung selama dilakukan proses pengelasan.

h.    Elektroda tungsten

Elektroda tungsten berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan pengelasan. Elektroda ini tidak berfungsi sebagai bahan tambah.

i.      Bahan tambah

Bahan tambah berfungsi sebagai bahan penambah. Tambahkan kawat las jika bahan dasar yang dipanasi dengan busur tungsten sudah mendekati cair.



Rabu, Juli 29, 2020

Parameter Pengelasan SMAW

            e.    Pemilihan Parameter Pengelasan

     Sebaiknya  sebelum  melakukan  pekerjaan  pengelasan  seorang  juru las haruslah memahami                prinsip-prinsip dasar bagaimana untuk busur las yang stabil. Karena busur yang stabil akan                      membuat hasil las yang bagus/mulus. Dari itu haruslah diperhatikan:

1)   Panjang busur(Arc Length)

Untuk  mendapatkan  panjang  busur  antara  benda  kerja  (basemetal)  dan  ujung elektroda  adalah  sangat  penting.  Karena panjang  busur  secara  langsung  sangat  menentukan  masukan panas  baik  terhadap  benda  kerja  maupun  elektroda  yang diperlukan dalam proses pengelasan.


2)   Voltage

Besar  voltage  dapat  diukur  sewaktu  proses  pengelasan  sedang berlangsung,  dimana  voltage  dari  sumber  yang  masuk  ke  travo las  adalah  220/240  volt diturunkan  menjadi    sekitar  40-50  volt. Pada  waktu  pemakaian  voltage  akan  turun  sekitar  18  sampai  36 volt, agar aman dalam pemakaian. Voltage  tergantung  dari  panjang  busur  yang  ada,  dan  juga tergantung  dari  mesin  las  /travo  dan  panjang  kabel  las  yang dipakai,  apabila  voltage  rendah,  ini  akan  mempengaruhi

pemasukan panas pada benda kerja dan elektroda. Selain  besar  kecilnya  panjang  busur    voltage  juga  dipengaruhi oleh :

Ø  Pembungkus Elektroda

Ø  Komposisi Inti Elektroda

Ø  Diameter Elektroda

Ø  Besarnya Arus

3)   Kecepatan pengelasan (Travel Speed)

Dengan  kecepatan  penarikan  elektroda  yang  benar  akan diciptakan rigi las dengan penembusan , lebar dan tinggi rigi yang sesuai  dengan  standar.Para  pemula  pada  umumnya  cenderung menarik  elektroda  terlalu  cepat.Tidak  ada  ketentuan  angka  yang pasti untuk kecepatan menarik elektroda sebagai petunjuk apabila kawah  las  sudah  mencapai  lebar  atau  diameter  2  x  diameter salutan  elektroda  penarikan  elektroda  dapat  dilaksanakan. Kecepatan  pengelasan  tergantung  dari:  ukuran  elektroda, besarnya arus, tebal bahan dan ukuran rigi yang diperlukan. Rigi las sempit, tipis, penembusan dan perpaduan tidak cukup, ini diakibatkan oleh penarikan elektroda yang terlalu lambat. Ini akan menghasilkan  rigi  las  yang  lebar  dan  tebal.  Serta  ada kemungkinan kawah las akan mengalir di bawah busur sehingga penembusan berkurang dan overlap.

4)   Arus (Current)

Besar  arus  yang  dipakai  berdasarkan  penyetelan  pada  meter  yang  ada  pada  mesin  las  dan  harus  disesuaikan  dengan besar diameter elektroda yang akan dipakai untuk pengelas Besar arus biasanya dapat dilihat pada bungkusan elektrod dikeluarkan oleh pabrik pembuat. Jika pada bungkusan elektroda tidak tercantum dapat dilihat pada tabel berikut ini.


Selasa, Juli 28, 2020

BAB I. MEMAHAMI FUNGSI PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK

BAB I. MEMAHAMI FUNGSI PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK

A.    Fungsi Gambar

Gambar merupakan sebuah alat atau media untuk menyatakan maksud dari seorang juru gambar kepada para pembuat produk, terutama bagi orang-orang teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai bahasa Teknik. Sebagai bahasa teknik, diharapkan sebuah gambar dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat & obyektif.

Dalam bidang teknik mesin , gambar proyeksi, gambar potongan sering digunakan untuk menunjukkan bentuk dan nama komponen bagian luar, menunjukkan bentuk dan nama komponen bagian dalam serta membantu menjelaskan prinsip-prinsip kerja mesin.

Sebagai suatu alat komunikasi gambar teknik berisi simbol-simbol, garis-garis, serta tulisan yang telah disepakati menurut standar, digunakan pada bidang teknik mesin. Arti gambar teknik dapat di jelaskan pada gambar diagram berikut. Bahkan pada mesin-mesin baru selalu disertakan buku manual (manual book) yang berisi gambar-gambar dan keterangan tentang mesin tersebut. Penunjukkan gambar-gambar dalam buku manual dapat mempermudah para perakit dan pemiliki kendaraan untuk memelihara/servis serta memperbaiki mesin.


  

  Gambar teknik mempunyai beberapa fungsi yaitu :

1.    Penyampaian Informasi

Gambar mempunyai tugas menyampaikan maksud dari perancang dengan tepat kepada pihak lain misalnya perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan perakitan produk/ komponen.

Apabila kita mengamati proses pembuatan produk/komponen mesin, selalu kita temukan gambar. Gambar tersebut digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan bentuk dan ukuran-ukuran produk/komponen mesin yang akan dibuat.

Simbol-simbol, kode-kode dalam bentuk diagram rangkaian kelistrikan digunakan untuk menyampaikan informasi tentang komponen-komponen kelistrikan, jalur-jalur pengawatan dan sebagainya. Apabila rangkaian kelistrikan digambar dengan gambar aslinya, maka ilustrasinya akan menjadi rumit dan sulit untuk dimengerti.

2.    Pengawetan dan Penyimpanan

Gambar merupakan data teknis yang tepat. Teknologi dari suatu perusahaan dipadatkan dan dikumpulkan pada gambar. Oleh karena itu gambar bukan saja diawetkan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan, tetapi gambar-gambar digunakan sebagai bahan informasi untuk perencanaan baru di kemudian hari. Untuk ini diperlukan cara penyimpanan, kodifikasi nomor urut gambar dan sebagainya.

3.    Penuangan Gagasan dan Pengembangan

Gagasan-gagasan baru untuk pengembangan pada awalnya masih berupa konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran. Konsep abstrak tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk gambar sketsa, kemudian gambar sketsa diteliti, dievaluasi secara berulang-ulang sehingga didapatkan gambar-gambar baru yang sempurna.

Dengan demikian gambar tidak hanya melukiskan gambar, tetapi berfungsi juga sebagai peningkat daya berfikir, sekaligus untuk penuangan gagasan-gagasan baru untuk pengembangan.

 B.     Standar Gambar Teknik

Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komonikasi teknik. Orang-orang terkait dalam bidang gambar teknik perlu mengetahui tentang standar. Orang-orang terkait tersebut antara lain siswa pada kelompok teknologi dan industri, para perencana produk, operator mesin, operator perakitan, mekanik dan pengontrol mutu dari suatu produk/mesin.

Standar gambar teknik dapat diberlakukan di dalam lingkungan perusahaan, antar perusahaan/industri di dalam suatu negara, bahkan standar gmbar teknik dapat diberlakukan pada industri antar negara yang dikenal dengan Standar Internasional atau disingkat S 1.

          Negara-negara yang sudah membuat standar antara lain :

1.       Jepang (JIS)

2.       Belanda (NEN)

3.       Jerman (DIN)

4.       Indonesia (SNI)

5.       Standar Internasional (ISO)

ISO (Internasional Standardization for organization) bertujuan untuk menyatukan pengertian teknik antar bangsa dengan jalan membuat standar. Standar yang dibuat tersebut kemudian dibawa ke forum internasional dengan tujuan :

a.       Memudahkan perdagangan nasional maupun internasional

b.      Memudahkan komunikasi teknik

c.       Bagi negara-negara berkembang, dapat memberi petunjuk-petunjuk praktis pada persoalan khusus dalam bidang teknik


Senin, Juli 27, 2020

Peralatan Kerja Las MIG/MAG

4.Peralatan Kerja Las MIG/MAG

Peralatan Kerja Las MIG/MAG merupakan peralatan yang dibutuhkan dlam pelaksanaan pengelasan MIG/MAG. Untuk  melaksanakan  pekerjaan  las  ini  diperlukan  peralatan  utama yang  relatif  lebih  rumit  jika  dibandingkan  dengan  peralatan  Las Busur Manual (SMAW), di mana disamping pembangkit tenaga dan kabel-kabel  las  juga  diperlukan  perangkat  pengontrol  kawat elektroda,  botol  gas  pelindung,  serta  perangkat  pengatur  dan penyuplai gas pelindung. Sedang alat-alat bantu serta keselamatan dan  kesehatan  kerja  adalah  relatif  sama  dengan  alat-alat  bantu pada proses pengelasan dengan SMAW.

Berikut  ini  gambar  adalah  satu  unit  perlengkapan  Las  Metal Inert  Gas/Metal  Active  Gas   (MIG/MAG)  yang  biasa  digunakan untuk pengerjaan konstruksi sedang sampai berat.

a.Peralatan Utama 

Peralatan  utama  adalah  peralatan  yang  berhubungnan langsung dengan proses pengelasan, yaitu terdiri dari :

1)Mesin las 

2)Unit pengontrol kawat elektroda

3)Handel las beserta nozzle 

4)Kabel las dan kabel kontrol 

5)Botol gas pelindung 

6)Regulator gas pelindung 


Gambar Peralatan utama Las MIG/MAG

1)   Mesin Las

Sistem  pembangkit  tenaga  pada  mesin  las MIG/MAG   pada prinsipnya  sama  dengan  mesin  las SMAW  yang  dibagi  dalam  2  golongan,  yaitu  :  Mesin  las  arus  bolak  balik  (Alternating  Current  /  AC  Welding  Machine)  dan  Mesin  las arus searah (Direct Current / DC Welding Machine), namun sesuai  dengan  tuntutan  pekerjaan  dan  jenis  bahan  yang dilas yang kebanyakan adalah jenis baja, maka secara luas proses pengelasan dengan MIG/MAG adalah menggunakan mesin las DC.

Adapun rangkaian perlengkapan mesin las MIG/MAG dapat dilihat pada gambar berikut ini.


   Gambar Rangkaian Mesin Las MIG/MAG

Umumnya mesin las arus searah (DC) mendapatkan sumber tenaga  listrik  dari  trafo  las  (AC)  yang  kemudian  diubah  menjadi  arus  searah  dengan  voltage  yang  konstan (constant-voltage ).

Pemasangan  kabel-kabel  las  (  pengkutuban  )  pada  mesin las  arus  searah  dapat  diatur  /dibolak-balik  sesuai  dengan keperluan pengelasan, ialah dengan cara

a)   Pengkutuban langsung (DCSP/DCEN)  

   Dengan pengkutuban langsung berarti kutub positif (+)  mesin las dihubungkan dengan benda kerja dan kutub negatif  (-) dihubungkan  dengan  kabel  elektroda.  Dengan  hubungan seperti  ini  panas  pengelasan  yang terjadi  1/3  bagian  panas memanaskan  elektroda sedangkan 2/3 bagian memanaskan benda kerja.

b) Pengkutuban terbalik (DCRP/ DCEP)  :

     Pada  pengkutuban  terbalik, kutub  negatif (-)  mesin  las  dihubungkan dengan benda kerja, dan kutub positif (+)  dihubungkan  dengan  elektroda.  Pada  hubungan  semacam ini panas pengelasan yang terjadi 1/3 bagian  panas  memanaskan benda  kerja  dan  2/3  bagian memanaskan elektroda.

2)  Unit Pengontrol Kawat Elektroda

Alat  pengontrol  kawat  elektroda  (wire  feeder  unit)  pada  gambar  berikut  adalah  alat/  perlengkapan  utama  pada  pengelasan  dengan  MIG/MAG.  Alat  ini  biasanya  tidak  menyatu  dengan  mesin  las,  tapi  merupakan  bagian  yang  terpisah  dan  ditempatkan  berdekatan  dengan  pengelasan.  

Fungsinya adalah sebagai berikut:

a)  Menempatkan rol kawat elektroda;

b)  Menempatkan  kabel  las  (termasuk  handel  las  dan  nozzle) dan sistem saluran gas pelindung.

c)  Mengatur  pemakaian  kawat  elektroda  (sebagian  tipe  mesin,  unit  pengontrolnya  terpisah  dengan  wire  feeder unit)

d)  Mempermudah  proses/  penanganan  pengelasan,  di  mana wire feeder tersebut dapat dipindah-pindah sesuai kebutuhan. 


              Gambar Bagian-Bagian Utama Wire Feeder

     Pada umumnya, terdapat tiga macam wire feeder, yaitu jenis dorong, jenis tarik, dan jenis dorong tarik. Mkecepatan dari wire feeder dapat diatur kecepatannya mulai dari 1 sampai 22 meter/ menit.

3)  Handel Las (Welding Gun)

Handel Las (Welding Gun) adalah perangkat pembakar las yang fungsinya sebagai tempat bersatunya sistem pengelasan berupa pengaturan aliran kawat, gas pelindung, dan arus pengelasan yang sesuai.

                           Gambar  Handel Las (Welding Gun)

4)  Kabel Las dan Kabel Kontrol

Pada mesin las terdapat kabel primer ( primary power cable )  dan kabel sekunder atau kabel las ( welding cable ).

Kabel  primer  ialah  kabel  yang  menghubungkan  antara  sumber  tenaga  dengan  mesin  las.  Jumlah  kawat  inti  pada  kabel  primer  disesuaikan  dengan  jumlah  phasa  mesin  las  ditambah  satu  kawat  sebagai  hubungan  pentanahan  dari  mesin las.

Kabel  sekunder  ialah  kabel-kabel  yang  dipakai  untuk  keperluan  mengelas,  terdiri  dari  kabel  yang  dihubungkan  dengan  tang  las  dan  benda  kerja  serta  kabel-kabel  kontrol.  Inti  Penggunaan  kabel  pada  mesin  las  hendaknya  disesuaikan  dengan  kapasitas  arus  maksimum  dari  pada mesin  las.  Makin  kecil  diameter  kabel  atau  makin  panjang ukuran  kabel,  maka  tahanan/hambatan  kabel  akan  naik, sebaliknya  makin  besar  diameter  kabel  dan  makin  pendek maka hambatan akan rendah. Pada  ujung  kabel  las  biasanya  dipasang  sepatu  kabel

      (lihat gambar  berikut)  untuk  pengikatan  kabel  pada  terminal  mesin las  dan  pada  penjepit  elektroda    maupun  pada  penjepit masa.

Gambar Sepatu Kabel

5)Tabung dan Regulator Gas Pelindung

Tabung gas merupakan tempat penyimpanan gas pelindung. Sedangkan regulator adalah alat pengukur yang berfungsi untuk mengetahui isi gas didalam tabung. Gas.

Pada regulator terpasang flowmeter &

 

                                                         Gambar. Tabung dan Regulator Gas.