Rabu, September 16, 2020
Pengertian Kreativitas dan Contoh Kreativitas
Senin, September 14, 2020
Berpikir Konvergen (Analitis) dan Divergen (Kreatif) - STUDILMU Career Advice
Creative Thinking - STUDILMU Career Advice
Kamis, September 10, 2020
Teknik Pengelasan TIG/GTAW
E. Teknik Pengelasan TIG/GTAW Pada Posisi
Bawah Tangan
Teknik Pengelasan Pada Posisi dibawah tangan merupkan praktik tahap awal dari pengelasan TIG/GTAW. Dalam kegiatan belajar ini siswa dapat berlatih membuat ; Rigi-rigi las GTAW, sambungan T, sambunga I, dan sambungan V pada pelat baja.
Kegiatan ini dilakukan secara terurut dan tuntas.
1. Pengelasan TIG/GTAW Posisi Bawah Tangan
a. Membuat Rigi-rigi Las GTAW
1) Tujuan
Setelah mempelajari dan berlatih membuat rigi las
dengan menggunakan bahan tambah, peserta
diharapkan mampu :
a) Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja.
b) Mengatur tekanan kerja pengelasan dengan gas argon pada regulator.
c) Mengatur besar aliran gas argon.
d) Memasang dan mengatur jarak elektroda pada mulut pembakar.
e) Membuat rigi las dengan bahan tambah.
f) Memeriksa hasil pengelasan.
2) Alat dan Bahan
Alat
a) Perlengkapan las TIG
b) Alat bantu pengelasan (Sikat baja, Tang Panas)
c) Alat keselamatan kerja (Sarung tangan, Apron, Helem Las, Masker, Sepatu Safety)
d) Alat ukur (Mistar Baja, Siku Baja)
e) Penanda (Penitik, Kapur)
f) Lembaran kerja / gambar kerja
Bahan
a) Pelat mild steel ukuran 120 x 60 x 3 mm (1 buah)
b) Elektroda EWTh-2, Ø1,6 atau 2,4 mm
c) Bahan Tambah AWS- ER 70S-6 Ø1,6 atau 2,4 mm
3) Keselamatan Kerja
a)
Gunakan elektroda yang sesuai dengan tebal bahan.
b)
Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai
penyalaan.
c)
Perhatikan
peletakan dan posisi
pembakar (welding torch) terhadap lingkungan kerja dan benda
kerja.
d)
Biasakan
bekerja dengan bersih
dan rapi, tempat
kerja yang berantakan akan
berpotensi menimbulkan kecelakaan.
e)
Jauhkan
benda-benda yang mudah
terbakar dan berpotensi menimbulkan berbahaya.
f)
Bertanyalah
pada instruktor/pembimbing jika
ada hal-hal yang tidak mengerti dalam melaksanakan
pekerjaan.
g)
Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai
bekerja.
4) Gambar Kerja
Gambar. Pembuatan Rigi Las Dengan Bahan Tambah
5) Langkah Kerja
a)
Siapkan peralatan las TIG dan periksa kembali sambungan slang serta
konektor arus listrik
yang menghubungkan dengan
benda kerja.
b)
Periksa
kembali pemasangan regulator untuk melihat
tekanan kerja. Atur tekanan
aliran gas Argon (Ar) yang sesuai dengan tebal pelat antara 10 – 18 CFH (8,5 –
11,5 L/menit).
c) Periksa ujung elektroda, ujung elektroda harus runcing berbentuk tirus.
d)
Atur amper yang ada pada mesin las sekitar 90 – 160
amper, atau disesuaikan dengan jenis mesin las yang digunakan.
e)
Bersihkan permukaan benda kerja yang akan di las dan
tempatkan benda tersebut kerja sesuai posisi pengelasan/gambar kerja.
f)
Nyalakan.busur
las dan atur
jarak elektroda dengan
permukaan benda kerja ± 2 mm.
g)
Atur sudut pembakar sekitar 75o – 85 o
terhadap jalur las.
h)
Lakukan
pengelasan sesuai contoh/demonstrasi guru/ pembimbing.
i)
Periksa hasil las dengan mengacu pada kriteria yang
ditentukan.
j)
Selesaikan pengelasan dengan prosedur yang sama
6) Penilaian
Nurhidayat Yusuf, S.Pd, Gr
#SELESAI#
Sabtu, September 05, 2020
G. Jenis – Jenis Metal Transfer
G. Jenis – Jenis Metal Transfer
Prinsip pengoperasian las gas metal terletak pada pengendalian tiga hal yaitu pembakar las, unit pemakanan kawat, dan sumber tenaga.
a. Pembakar las ini akan memandu elektroda, arus las dan gas lindung bekerja bersama-sama dengan komposisi kecepatan pemakanan kawat dan tekanan kerja gas lindung yang sesuai untuk menghasilkan pengelasan yang baik.
b. Unit pemakanan kawat berfungsi untuk mengatur kecepatan kawat yang sesuai dengan arus dan ketebalan sambungan las.
c. Sumber tenaga berfungsi mensuplai arus yang sesuai untuk pengelasan. Besarnya arus ini bervariasi tergantung tebal-tipisnya plat yang akan disambung maupun posisi pengelasannya.
Ada 3 mode pemindahan logam yang terjadi di dalam las gas metal yaitu pemindahan pancar aksial (axial spray transfer), globular, dan hubung pendek (short circuiting transfer).
1. Hubungan Pendek (Short Circuit Transfer)
Short circuit metal transfer merupakan jenis perpindahan logam las yang membutuhkan heat input yang rendah. Pancar aksial dan globular amat berkaitan erat dengan energy busur yang relatif tinggi. Dengan memberikan pengecualian mode pemindahan pancar pada diameter elektroda yang amat kecil, pancar aksial dan globular biasanya terbatas hanya pada posisi pengelasan datar dan horizontal dengan ketebalan plat tidak lebih dari 3,2 mm. Pemindahan hubung pendek membutuhkan energi rendah biasanya terbatas pada ketebalan plat tidak lebih dari 3,2 mm dan dapat digunakan untuk pengelasan pada semua posisi. Gambar 3dibawah ini memberikan ilustrasi didalam mode pemindahan hubungan pendek
2. Globular Transfer
Globular transfer merupakan jenis yang memisahkan antara short circuit transfer dengan Spray Arc Transfer. Bentuk lelehan elektroda yang mengenai logam las besar-besar dan luas hal ini terjadi sampai elektroda itu berhenti dan lelehan elektroda itu menerobos ke dalam pada benda lasan. Globular transfer dapat terjadi ketika parameter dari voltage, ampere, dan kecepatan elektroda lebih besar dari standard short circuit transfer.
Kelemahan globular transfer :
a) Terjadinya spatter
b) Sulit untuk mengelas selain posisi flat dan fillet horizontal.
c) Sulit untuk mengelas logam di atas 3 mm.
Gambar. Ilustrasi Pemindahan Logam Globular Transfer
3. Spray Arc Transfer
Pengertian tentang cara pemindahan logam elektroda dengan spray karena logam elektroda yang dipindahkan ke benda kerja sepertinya disemburkan. Jadi cairan logam yang dipindahkan kecil-kecil, tidak seperti pada globular. Jenis ini relative digunakan pada voltage yang tinggi, sedikit panas yang terjadi pada benda kerja, dan digunakan untuk pengelasan pada plat yang tipis.
Gambar. Ilustrasi Pemindahan Logam Spray Arc Transfer
#SELESAI#
Kamis, September 03, 2020
TPLGT (GTAW/TIG)
C. C. Prosedur Pencampuran Bahan dan Mematikan
Las Gas Tungsten
1. Prosedur Pencampuran Bahan
Pengelasan las gas tungsten dilakukan dengan mencairkan bahan dasar terlebih dahulu, jika sudah mendekati cair bahan tambah diletakkan di depan busur nyala agar bahan tambah mencair untuk mengisi bentuk sambungan yang akan dibuat. Ketika bahan tambah cair, stang las dapat diayun sebagaimana yang biasa dilakukan pada las gas agar bentuk sambungan yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang diharapkan.
Gambar. Prosedur pencampuran lahan lambah las2. Prosedur Mematikan Las Gas Tungsten
Setiap saat busur dimatikan,gas lindung akan tetap menyala beberapa saat. Penyalaan ini berfungsi untuk melindungi elektroda, sambungan las dan kawat las dari pengaruh udara sekitar. Jika tidak digunakan untuk waktu yang lama, tutup saluran gas lindung dengan mengencangkan kran gas yang ada diatas tabung dan buang seluruh isi gas yang tersisa di dalam saluran gas lindung.
D.
E. Cara
Melakukan Pengelasan Sambungan
1. Melakukan Pengelasan Sambungan Sudut dan Tumpul dari Berbagai Macam Posisi Pengelasan dengan Hasil Sesuai Standar
Untuk dapat mengelas sambungan sudut dan tumpul dengan baik perlu diperhatikan prosedur umum pengelasan sebagai berikut :
a. Tentukan dahulu jenis logam yang akan dilas
b. Ientifikasi ketebalan plat yang akan dilas
c. Tentukan bentuk sambungan apa yang akan dipakai
d. Tentukan diameter elektroda tungsten yang akan dipakai
e. Tentukan diameter kawat las yang akan dipakai
f. Gunakan arus yang sesuai untuk ketebalan, posisi, dan diameter kawat
g. Tentukan jenis gas lindung yang sesuai dan aturlah besar aliran gasnya.
h. Pengelasan dilakukan dengan menjaga kestabilan posisi pengelasan dan kecepatan penggeseran.
i. Buatlah ikatan sambungan terlebih dahulu dengan las ikat (tack weld)
j. Sebelum dilas permukaan plat harus bersih dari minyak, oli, karat, serta bentuk kotoran yang lain serta bebas dari kelembaban yang disebabkan oleh air.
2. Melakukan Pengelasan Aluminium Dengan Sambungan Tumpul Dari Segala Posisi Dengan Hasil Sesuai Standar
Ada beberapa karakteristik aluminium yang agak sulit untuk dilas yaitu kemudahan beroksidasi pada temperatur tinggi, terjadi pencairan sebelum berubah warna, oksid yang mencair pada temperatur lebih tinggi, serta oksid lebih padat daripada logamnya. Disamping kesulitan ini, hasil pengelasan aluminium dapat dibuat sekuat dan seulet logam aslinya. Bahan tambah (filler metal) yang digunakan dalam pengelasan ini harus sesuai dengan komposisi aluminium yang dilas.
Sebelum pengelasan, aluminium harus dibersihkan dahulu baik secara mekanis dengan sikat kawat stainless steel maupun secara kimiawi yaitu dengan dicelup kedalam larutan pembersih dan bilas. Untuk hal yang terakhir perlu hati-hati di dalam
mengoperasikan, perhatikan aturan-aturan keselamatan kerja ketika melakukan pembersihan secara kimiawi.
Pengelasan aluminium dengan las gas tungsten dilakukan menggunakan arus AC atau DCEP. Pengelasan dengan menggunakan kedua jenis arus ini akan dapat mengelupas oksid pada permukaan aluminium. Namun kebanyakan yang digunakan adalah arus AC, dimana hasil pengelasan akhir tampak bersih dan mengkilap. Elektroda yang digunakan untuk mengelas aluminium adalah jenis tungsten murni atau berisi zirconium. Elektroda jenis tungsten thorium tidak dirokomendasikan untuk pengelasan AC. Ujung elektroda harus berbentuk bola jika mengelas dengan menggunakan arus AC. Gas lindung yang digunakan untuk pengelasan ini adalah argon atau campuran antara argon dan helium.
3. Melakukan pengelasan baja tahan karat dengan sambungan tumpul dari segala posisi dengan hasil sesuai standar
Ada 3 klasifikasi umum baja tahan karat yaitu jenis austenit, martensit dan ferittic. Untuk dapat mengenalinya di lapangan kita hanya perlu mengenali kode yang biasa tercantum pada lembaran plat maupun profil-profil baja tahan karat yang kita kerjakan. Baja austenit dapat dikenali dari seri 200 dan 300. Baja martensit kita kenali dari seri 410, 414, 416, 420, dan 431. Baja ferritic kita kenali dari seri 429,430, 434, 442, dan 446.
Untuk dapat mengelas baja tahan karat dengan proses las gas tungsten, maka kita harus mengenali bahan tambah yang akan kita gunakan di dalam pengelasan. Seperti halnya pada bahan dasarnya, bahan tambah dibuat dalam 3 nomor klasifikasi yaitu seri 300 untuk austenit, seri 400 untuk martensit, dan seri 500 untuk elektroda chrom-molybdenum. Bahan tambah yang digunakan untuk pengelasan baja tahan karat pada las gas tungsten biasanya disesuaikan dengan bahan dasar yang akan dilas. Namun jika persyaratan teknis yang dilakukan tidak dapat dipenuhi karena ketersediaan bahan tambah di pasaran, kita dapat menggunakan bahan tambah seri 300 yaitu bahan tambah seri austenit yang dapat digunakan untuk pengelasan baik baja tahan karat austenit, martensit, maupun ferritic. Pengelasan dilakukan dengan gas argon maupun campuran argon helium sebagai gas lindung.
Sebelum mengelas baja tahan karat, permukaan bahan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat kawat stainless steel. Baja tahan karat sangat rentan terhadap keropos ketika dilakukan pengelasan. Untuk melindungi keropos, busur nyala harus selalu dijaga sedekat mungkin dengan permukaan benda kerja. Juga perlu diberikan backing gas yaitu gas yang dialirkan di belakang permukaan logam yang dilas untuk menjaga agar chrom tidak mengikat oksigen dan menjadi oksid kromium. Masalah lain yang juga dihadapi adalah tumbuhnya butiran (grain growth) selama pengelasan ini dilakukan terutama pada baja tahan karat jenis austenit dan ferritic. Pertumbuhan ini diakibatkan oleh panas berlebih yang diberikan pada bahan dasar dan berakibat pada turunnnya sifat-sifat mekanis dan hilangnya sifat tahan karat bahan. Selain dengan menggunakan busur nyala yang dekat dengan benda kerja, kurangi arus yang digunakan serta hindari model ayunan selama pengelasan berlangsung.
#SELESAI#
Rabu, September 02, 2020
GAS PELINDUNG
E. Jenis-Jenis Gas Pelindung Las MIG/MAG
Gas-gas pelindung untuk MIG ( metal inert gas) adalah pelindung untuk mempertahankan atau menjaga stabilitas busur dan perlindungan cairan logam las dari kontaminasi selama pengelasan, terutama dari atmosfir dan pengotoran dearah las. Fungsi utama gas pelindung adalah untuk membentuk sekeliling daerah pengelasan dengan media pelindung yang tidak bereaksi dengan daerah las tersebut. Sedangkan menurut “ sri widharto “ fungsi utama dari gas lindung adalah mengusir mengusir udara di sekitar busur dan kolam las agar tidak bersinggungan dengan cairan metal untuk mencegah terjadinya proses oksidasi metal tersebut oleh oksigen dalam udara.
a. Gas argon
Argon adalah jenis gas pelindung yang digunakan secara sendiri atau dicampur dengan gas lainnya untuk mencapai karakteristik busur yang diinginkan pada pross pengelasan logam fero maupun non-fero.
b. Gas helium
c. Karbondioksida
1. Pengaturan besar arus las
Besarnya arus dan tegangan pengelasan adalah tergantung pada tebal bahan dan diameter kawat elektroda serta posisi pengelasan atau berdasarkan WPS ( welding prosedure specification) pekerjaan tersebut.
Arus las adalah arus listrik yang digunakan untuk melakukan proses pengelasan. Dalam proses pengelasan MIG ( metal inert gas ), arus las secara langsung berhubungan dengan kecepatan wirefed. Jika arus las dinaikkan maka kecepatan wirefeed juga seharusnya naik. Hubungan ini biasanya disebut karakteristik “burn-off”.
Ekstensi elektroda atau biasa disebut dengan “stick-out”adalah jarak antara titik terujung dari kontak listrik, biasanya ujung dari pipa kontak, dengan ujung dari elektroda. Jarak tersebut akan mempengaruhi besarnya arus listrik yang dibutuhkan untuk melelehkan elektroda
3. Tegangan las
Tegangan busur las adalah tegangan diantara ujung elektroda dan benda kerja. Tegangan listrik pada pengelasan memegang peranan penting pada jenis transfer logam yang diinginkan. Transfer logam arus pendek membutuhkan tegangan yang rendah, sementara transfer logam spray membutuhkan tegangan yang lebih tinggi lagi. Jika arus listrik dinaikkan, maka tegangan las juga harus dinaikkan untuk menghasilkan kestabilan
4. Kecepatan pengelasan
Kecepatan pengelasan berbanding secara linier dengan pergerakan busur las sepanjang benda kerja. Parameter ini biasanya dinyatakan dalam meter per menit. Pernyataan yang berhubungan dengan kecepatan penglasan :
a) Dengan meningkatnya ketebalan material, kecepatan harus diturunkan
b) Dengan material dan jenis penyambungan yang sama, jika arus listrik
meningkat, maka kecepatan pengelasan juga harus meningkat
c) Kecepatan pengelasan yang lebih tinggi dapat menggunakan teknik
pengelasan maju (forehand technique)