Rabu, September 16, 2020

Pengertian Kreativitas dan Contoh Kreativitas

Pengertian Kreativitas dan Contoh Kreativitas: Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik yang benar-benar merupakan hal baru atau sesuatu ide baru yang diperoleh dengan cara menghubungkan beberapa hal yang sudah ada dan menjadikannya suatu hal baru. Selain itu, kreativitas adalah hal-hal yang membuat kita takjub dengan hal-hal baru, karena kreativitas bisa mewujudkan ide-ide cemerlang kita. Berikut ini adalah contoh-contoh kreativitas. Berikut ini adalah contoh kreativitas di dunia fashion.

Senin, September 14, 2020

Berpikir Konvergen (Analitis) dan Divergen (Kreatif) - STUDILMU Career Advice

Berpikir Konvergen (Analitis) dan Divergen (Kreatif) - STUDILMU Career Advice: Konvergen adalah cara berpikir fokus pada persoalan yang sedang dihadapi. Analitis adalah cara berpikir dengan logis dan sistematis. Divergen adalah berpikir kreatif yang menggunakan informasi sebanyak mungkin ide. Berpikir kreatif mengeksplorasi semua ide-ide yang bisa muncul secara kreatif.

Creative Thinking - STUDILMU Career Advice

Creative Thinking - STUDILMU Career Advice: Berpikir kreatif adalah proses berpikir yang menghasilkan kreatifitas. Kreatifitas tidak selalu menghasilkan produk konkret, tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan, di antaranya berupa ide.

Kamis, September 10, 2020

Teknik Pengelasan TIG/GTAW

 

      E.     Teknik Pengelasan TIG/GTAW Pada Posisi Bawah Tangan

Teknik Pengelasan Pada Posisi dibawah tangan merupkan praktik tahap awal dari pengelasan TIG/GTAW. Dalam kegiatan belajar ini siswa dapat berlatih membuat ; Rigi-rigi las GTAW, sambungan T, sambunga I, dan sambungan V pada pelat baja.

Kegiatan ini dilakukan secara terurut dan tuntas.

1.      Pengelasan TIG/GTAW Posisi Bawah Tangan

a.      Membuat Rigi-rigi Las GTAW

1)      Tujuan

Setelah mempelajari dan berlatih membuat rigi las dengan  menggunakan bahan tambah, peserta diharapkan mampu :  

a)        Menggunakan  peralatan  dan  perlengkapan  keselamatan  dan kesehatan kerja.

b)        Mengatur  tekanan  kerja  pengelasan  dengan  gas  argon  pada regulator.

c)        Mengatur besar aliran gas argon.

d)       Memasang dan mengatur jarak elektroda pada mulut pembakar.

e)        Membuat rigi las dengan bahan tambah.

f)         Memeriksa hasil pengelasan.

2)      Alat dan Bahan

Alat  

a)        Perlengkapan  las TIG

b)        Alat bantu pengelasan (Sikat baja, Tang Panas)

c)        Alat keselamatan kerja (Sarung tangan, Apron, Helem Las, Masker, Sepatu Safety)

d)       Alat ukur (Mistar Baja, Siku Baja)

e)        Penanda (Penitik, Kapur)

f)         Lembaran kerja / gambar kerja

 

Bahan  

a)      Pelat mild steel  ukuran 120 x 60 x 3 mm (1 buah)

b)      Elektroda EWTh-2, Ø1,6 atau 2,4 mm

c)      Bahan Tambah AWS- ER 70S-6 Ø1,6 atau 2,4 mm

3)      Keselamatan Kerja

a)      Gunakan elektroda yang sesuai dengan tebal bahan.

b)      Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.

c)      Perhatikan  peletakan  dan  posisi  pembakar  (welding  torch) terhadap lingkungan kerja dan benda kerja.

d)     Biasakan  bekerja  dengan  bersih  dan  rapi,  tempat  kerja  yang berantakan akan berpotensi menimbulkan kecelakaan.

e)      Jauhkan  benda-benda  yang  mudah  terbakar  dan  berpotensi menimbulkan berbahaya.

f)       Bertanyalah  pada  instruktor/pembimbing  jika  ada  hal-hal  yang tidak mengerti dalam melaksanakan pekerjaan.

g)      Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.

 4)      Gambar Kerja

  

 

Gambar. Pembuatan Rigi Las Dengan Bahan Tambah

 

5)      Langkah Kerja

a)      Siapkan peralatan las TIG dan periksa kembali  sambungan slang  serta  konektor  arus  listrik  yang  menghubungkan  dengan  benda kerja.

b)      Periksa  kembali  pemasangan regulator  untuk melihat  tekanan  kerja. Atur tekanan aliran gas Argon (Ar) yang sesuai dengan tebal pelat antara 10 – 18 CFH (8,5 – 11,5 L/menit).

c)      Periksa ujung elektroda, ujung elektroda harus runcing berbentuk tirus.

d)     Atur amper yang ada pada mesin las sekitar 90 – 160 amper, atau disesuaikan dengan jenis mesin las yang digunakan.

e)      Bersihkan permukaan benda kerja yang akan di las dan tempatkan benda tersebut kerja sesuai posisi pengelasan/gambar kerja.

f)       Nyalakan.busur  las  dan  atur  jarak  elektroda  dengan  permukaan benda kerja ± 2 mm.

g)      Atur sudut pembakar sekitar 75o – 85 o terhadap jalur las.

h)      Lakukan  pengelasan  sesuai  contoh/demonstrasi  guru/ pembimbing.

i)        Periksa hasil las dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.

j)        Selesaikan pengelasan dengan prosedur yang sama

6)      Penilaian

                                                                                

                                                        Nurhidayat Yusuf, S.Pd, Gr


#SELESAI#

Sabtu, September 05, 2020

G. Jenis – Jenis Metal Transfer

 

G.  Jenis – Jenis Metal Transfer

Prinsip  pengoperasian  las  gas  metal terletak  pada  pengendalian  tiga  hal  yaitu  pembakar  las,  unit  pemakanan  kawat,  dan  sumber  tenaga. 

a.    Pembakar  las  ini  akan memandu  elektroda,  arus  las  dan  gas  lindung  bekerja  bersama-sama  dengan  komposisi kecepatan pemakanan kawat dan tekanan kerja gas lindung yang sesuai untuk  menghasilkan  pengelasan  yang  baik. 

b.   Unit  pemakanan  kawat  berfungsi  untuk mengatur kecepatan kawat yang sesuai dengan arus dan ketebalan sambungan las.

c.   Sumber tenaga berfungsi mensuplai arus yang sesuai untuk pengelasan. Besarnya  arus  ini  bervariasi  tergantung  tebal-tipisnya  plat  yang  akan  disambung maupun posisi pengelasannya.

 Perpindahan  logam  elektroda  dipengaruhi  oleh  beberapa  variable  diantaranya adalah tipe gas pelindung yang digunakan, tegangan las atau voltage, jenis arus yang  digunakan,  diameter  elektroda  dan  kecepatan  kawat  elektroda.  Sehingga metal transfer dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

Ada 3 mode pemindahan logam yang terjadi di dalam las  gas metal  yaitu  pemindahan  pancar  aksial  (axial  spray  transfer),  globular,  dan  hubung pendek (short circuiting transfer).

1.    Hubungan Pendek (Short Circuit Transfer)

Short  circuit  metal  transfer  merupakan  jenis  perpindahan  logam  las  yang  membutuhkan heat input yang rendah.  Pancar aksial dan globular amat berkaitan erat  dengan  energy  busur  yang  relatif  tinggi.  Dengan  memberikan  pengecualian mode  pemindahan  pancar  pada  diameter  elektroda  yang  amat  kecil,  pancar  aksial dan  globular  biasanya  terbatas  hanya  pada  posisi  pengelasan  datar  dan  horizontal dengan  ketebalan  plat  tidak  lebih  dari  3,2  mm.  Pemindahan  hubung  pendek membutuhkan  energi  rendah  biasanya  terbatas  pada  ketebalan  plat  tidak  lebih  dari 3,2  mm  dan  dapat  digunakan  untuk  pengelasan  pada  semua  posisi.  Gambar  3dibawah ini memberikan ilustrasi didalam mode pemindahan hubungan pendek

Gambar. Mode Pemindahan Hubungan Pendek ( Short Circuit )

2.      Globular Transfer

Globular  transfer  merupakan  jenis  yang  memisahkan  antara  short  circuit  transfer  dengan  Spray  Arc  Transfer.  Bentuk  lelehan  elektroda  yang  mengenai logam las besar-besar dan luas hal ini terjadi sampai elektroda itu  berhenti  dan  lelehan  elektroda  itu  menerobos  ke  dalam  pada  benda lasan.  Globular  transfer  dapat  terjadi  ketika  parameter  dari  voltage,  ampere,  dan  kecepatan elektroda lebih besar dari standard short circuit transfer.

Kelemahan globular transfer : 

a) Terjadinya spatter 

b) Sulit untuk mengelas selain posisi flat dan fillet horizontal. 

c) Sulit untuk mengelas logam di atas 3 mm.

 

Gambar. Ilustrasi Pemindahan Logam Globular Transfer

3. Spray Arc Transfer

Pengertian tentang cara pemindahan logam elektroda dengan spray   karena  logam  elektroda  yang  dipindahkan  ke  benda  kerja  sepertinya disemburkan.  Jadi  cairan  logam  yang  dipindahkan  kecil-kecil,  tidak seperti  pada  globular.  Jenis  ini  relative  digunakan  pada  voltage  yang  tinggi,  sedikit panas yang terjadi pada benda kerja, dan digunakan untuk pengelasan pada plat yang tipis.

 

Gambar. Ilustrasi Pemindahan Logam Spray Arc Transfer

 

#SELESAI#

Kamis, September 03, 2020

TPLGT (GTAW/TIG)

 

C.    C. Prosedur Pencampuran Bahan dan Mematikan Las Gas Tungsten

1.      Prosedur Pencampuran Bahan

Pengelasan las gas tungsten dilakukan dengan mencairkan bahan dasar terlebih dahulu, jika sudah mendekati cair bahan tambah diletakkan di depan busur nyala agar bahan tambah mencair untuk mengisi bentuk sambungan yang akan dibuat. Ketika bahan tambah cair, stang las dapat diayun sebagaimana yang biasa dilakukan pada las gas agar bentuk sambungan yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Gambar. Prosedur pencampuran lahan lambah las

2.      Prosedur  Mematikan Las Gas Tungsten

Setiap saat busur dimatikan,gas lindung akan tetap menyala beberapa saat. Penyalaan ini berfungsi untuk melindungi elektroda, sambungan las dan  kawat las dari pengaruh udara sekitar. Jika tidak digunakan untuk waktu yang lama, tutup saluran gas lindung dengan mengencangkan kran gas yang ada diatas tabung dan buang seluruh isi gas yang tersisa di dalam saluran gas lindung.

 

D.    E. Cara Melakukan Pengelasan Sambungan

1.  Melakukan Pengelasan Sambungan Sudut dan Tumpul dari Berbagai Macam Posisi Pengelasan dengan Hasil Sesuai Standar

Untuk dapat mengelas sambungan sudut dan tumpul dengan baik perlu diperhatikan prosedur umum pengelasan sebagai berikut :

a.       Tentukan dahulu jenis logam yang akan dilas

b.      Ientifikasi ketebalan plat yang akan dilas

c.       Tentukan bentuk sambungan apa yang akan dipakai

d.      Tentukan diameter elektroda tungsten yang akan dipakai

e.       Tentukan diameter kawat las yang akan dipakai

f.       Gunakan arus yang sesuai untuk ketebalan, posisi, dan diameter kawat

g.      Tentukan jenis gas lindung yang sesuai dan aturlah besar aliran gasnya.

h.      Pengelasan dilakukan dengan menjaga kestabilan posisi pengelasan dan  kecepatan penggeseran.

i.        Buatlah ikatan sambungan terlebih dahulu dengan las ikat (tack weld)

j.        Sebelum dilas permukaan plat harus bersih dari minyak, oli, karat, serta bentuk kotoran yang lain serta bebas dari kelembaban yang disebabkan oleh air.

2.      Melakukan Pengelasan Aluminium Dengan Sambungan Tumpul Dari Segala Posisi Dengan Hasil Sesuai Standar

Ada beberapa karakteristik aluminium yang agak sulit untuk dilas yaitu kemudahan beroksidasi pada temperatur tinggi, terjadi pencairan sebelum berubah warna, oksid yang mencair pada temperatur lebih tinggi, serta oksid lebih padat daripada logamnya. Disamping kesulitan ini, hasil pengelasan aluminium dapat dibuat sekuat dan seulet logam aslinya. Bahan tambah (filler metal) yang digunakan dalam pengelasan ini harus sesuai dengan komposisi aluminium yang dilas.

Sebelum pengelasan, aluminium harus dibersihkan dahulu baik secara mekanis dengan sikat kawat stainless steel maupun secara kimiawi yaitu dengan dicelup kedalam larutan pembersih dan bilas. Untuk hal yang terakhir perlu hati-hati di dalam

mengoperasikan, perhatikan aturan-aturan keselamatan kerja ketika melakukan pembersihan secara kimiawi.

Pengelasan aluminium dengan las gas tungsten dilakukan menggunakan arus AC atau DCEP. Pengelasan dengan menggunakan kedua jenis arus ini akan dapat mengelupas oksid pada permukaan aluminium. Namun kebanyakan yang digunakan adalah arus AC, dimana hasil pengelasan akhir tampak bersih dan mengkilap. Elektroda yang digunakan untuk mengelas aluminium adalah jenis tungsten murni atau berisi zirconium. Elektroda jenis tungsten thorium  tidak dirokomendasikan untuk pengelasan AC. Ujung elektroda harus berbentuk bola jika mengelas dengan menggunakan arus AC.  Gas lindung yang digunakan untuk pengelasan ini adalah argon atau campuran antara argon dan helium.

3.     Melakukan pengelasan baja tahan karat dengan sambungan tumpul dari segala posisi dengan hasil sesuai standar

Ada 3 klasifikasi  umum baja tahan  karat yaitu jenis austenit, martensit dan ferittic. Untuk dapat mengenalinya di lapangan kita hanya perlu mengenali kode yang biasa tercantum pada lembaran plat maupun profil-profil baja tahan karat yang kita kerjakan. Baja austenit dapat dikenali dari seri 200 dan 300.  Baja martensit kita kenali dari seri 410, 414, 416, 420, dan 431. Baja ferritic kita kenali dari seri 429,430, 434, 442, dan 446.

Untuk dapat mengelas baja tahan karat dengan proses las gas tungsten, maka kita harus mengenali bahan tambah yang akan kita gunakan di dalam pengelasan. Seperti halnya pada bahan dasarnya, bahan tambah dibuat  dalam 3 nomor klasifikasi yaitu seri 300 untuk austenit, seri 400 untuk martensit, dan seri 500 untuk elektroda chrom-molybdenum. Bahan tambah yang digunakan untuk pengelasan baja tahan karat pada las gas tungsten biasanya disesuaikan dengan bahan dasar yang akan dilas. Namun jika persyaratan teknis yang dilakukan tidak dapat dipenuhi karena ketersediaan bahan tambah di pasaran, kita dapat menggunakan bahan tambah seri 300 yaitu bahan tambah seri austenit yang dapat digunakan untuk pengelasan baik baja tahan karat austenit, martensit, maupun ferritic. Pengelasan dilakukan dengan gas argon maupun campuran argon helium sebagai gas lindung.

Sebelum mengelas baja tahan karat, permukaan bahan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat kawat stainless steel. Baja tahan karat sangat rentan terhadap keropos ketika dilakukan pengelasan. Untuk melindungi keropos, busur nyala harus selalu dijaga sedekat mungkin dengan permukaan benda kerja. Juga perlu diberikan backing gas yaitu gas yang dialirkan di belakang permukaan logam yang dilas untuk menjaga agar chrom tidak mengikat oksigen dan menjadi oksid kromium.  Masalah lain yang juga dihadapi adalah tumbuhnya butiran (grain growth) selama pengelasan ini dilakukan terutama pada baja tahan karat jenis austenit dan ferritic. Pertumbuhan ini diakibatkan oleh panas berlebih yang diberikan pada bahan dasar dan berakibat pada turunnnya sifat-sifat mekanis dan hilangnya sifat tahan karat bahan. Selain dengan menggunakan busur nyala yang dekat dengan benda kerja, kurangi arus yang digunakan serta hindari model ayunan selama pengelasan berlangsung.

#SELESAI#

Rabu, September 02, 2020

GAS PELINDUNG

E. Jenis-Jenis Gas Pelindung Las MIG/MAG

 Gas-gas pelindung untuk MIG ( metal inert gas) adalah pelindung untuk mempertahankan atau menjaga stabilitas busur dan perlindungan cairan logam las dari kontaminasi selama pengelasan, terutama dari atmosfir dan pengotoran dearah las. Fungsi utama gas pelindung adalah untuk membentuk sekeliling daerah pengelasan dengan media pelindung yang tidak bereaksi dengan daerah las tersebut. Sedangkan menurut “ sri widharto “ fungsi utama dari gas lindung adalah mengusir mengusir udara di sekitar busur dan kolam las agar tidak bersinggungan dengan cairan metal untuk mencegah terjadinya proses oksidasi metal tersebut oleh oksigen dalam udara. 

Jenis jenis gas pelindung 
Jenis gas pelindung yang digunakan untuk mengelas baja karbon dan baja paduan adalah sebagai berikut : 

a. Gas argon


Argon adalah jenis gas pelindung yang digunakan secara sendiri atau dicampur dengan gas lainnya untuk mencapai karakteristik busur yang diinginkan pada pross pengelasan logam fero maupun non-fero.
Hampir semua proses pengelasan GMAW dapat menggunakan gas argon atau campuran gas argon untuk mendapatkan mampu las, properti mekanik, karakteristik busur dan produktifitas yang baik. Gas argon digunakan secara sendiri tanpa campuran untuk proses pengelasan logam non-fero, seperti alumunium, paduan nikel, paduan tembaga, dan lainnya. Gas argon dapat menghasilkan stabilitas busur yang baik pada pengelasan busur spray, dan menghasilkan penetrasi serta bentuk bead 
weld yang baik. Ketika menggunakan logam fero, gas argon biasanya dicampur dengan gas lainnya sperti oksigen, dan helium. Potensi ionisasi yang rendah dari gas argon, menghasilkan kestabilan busur yang superior “riswan dwi jatmiko “. 

b. Gas helium


Helium adalah gas peliundung yang digunakan untuk aplikasi pengelasan yang membutuhkan masukan panas (heat input) yang lebih besar untuk meningkatkan bead wetting, penetrasi yang lebih dalam dan kecepatan pngelasan yang lebih cepat. 

c. Karbondioksida


Gas karbon dioksida umumnya digunakan untuk proses pengelasan untuk logam fero. Kelebihan dari gas pelindung karbon dioksida adalah kecepatan pengelasan yang cepat dan penetrasi yang lebih dalam. Gas karbon dioksida juga dapat dicampur dengan gas pelindung lainnya untuk menambah karakteristik kimia gas tersebut. 

F. Parameter Pengelasan
Setelah memilih elektroda dan gas pelindung, maka kondisi pengoperasian harus dipilih. Parameter yang paling penting dalam pengelasan adalah  arus las, ekstansi elektroda, tegangan las dan kecepatan pengelasan (arc travel speed). Parameter ini akan mempengaruhi hasil las secara langsung.

1. Pengaturan besar arus las
Besarnya arus dan tegangan pengelasan adalah tergantung pada tebal bahan dan diameter kawat elektroda serta posisi pengelasan atau berdasarkan WPS ( welding prosedure specification) pekerjaan tersebut.
Arus las adalah arus listrik yang digunakan untuk melakukan proses pengelasan. Dalam proses pengelasan MIG ( metal inert gas ), arus las secara langsung berhubungan dengan kecepatan wirefed. Jika arus las dinaikkan maka kecepatan wirefeed juga seharusnya naik. Hubungan ini biasanya disebut karakteristik “burn-off”.


2. Elektroda ekstensi
Ekstensi elektroda atau biasa disebut dengan “stick-out”adalah jarak antara titik terujung dari kontak listrik, biasanya ujung dari pipa kontak, dengan ujung dari elektroda. Jarak tersebut akan mempengaruhi besarnya arus listrik yang dibutuhkan untuk melelehkan elektroda
Ekstensi elektroda las MIG

Ekstensi elektroda Las MIG

3. Tegangan las
Tegangan busur las adalah tegangan diantara ujung elektroda dan benda kerja. Tegangan listrik pada pengelasan memegang peranan penting pada jenis transfer logam yang diinginkan. Transfer logam arus pendek membutuhkan tegangan yang rendah, sementara transfer logam spray membutuhkan tegangan yang lebih tinggi lagi. Jika arus listrik dinaikkan, maka tegangan las juga harus dinaikkan untuk menghasilkan kestabilan


4. Kecepatan pengelasan
Kecepatan pengelasan berbanding secara linier dengan pergerakan busur las sepanjang benda kerja. Parameter ini biasanya dinyatakan dalam meter per menit. Pernyataan yang berhubungan dengan kecepatan penglasan :
a) Dengan meningkatnya ketebalan material, kecepatan harus diturunkan
#SELESAI##SELESAI#

b) Dengan material dan jenis penyambungan yang sama, jika arus listrik
meningkat, maka kecepatan pengelasan juga harus meningkat
c) Kecepatan pengelasan yang lebih tinggi dapat menggunakan teknik
pengelasan maju (forehand technique)
#SELESAI#