2. Elektroda Pada Teknik Pengelasan Pipa Sumbu Mendatar
Elektroda pada pengelasan SMAW berfungsi sebagai pembakar yang akan menghasilakn busur nyala dan sekaligus sebagai bahan tambah. Elektroda ini terdiri dari kawat inti (core wire) yang dilapis dengan selaput (coating) yang terdiri dari flux, komposisi kawat dan selaput menentukan perbedaan elektroda.
Elektroda yang dipakai pada pengelasan SMAW memiliki kode atau simbol. Dimana kode memiliki arti kekuatan tarik, posisi pengelasan, dan jenis arus beserta jenis flux yang digunakan. Demikian juga dengan cara penggunaan dari masing-masing jenis elektroda tersebut. Elektroda memiliki kode spesifikasi yang terdapat pada kardus pembungkusnya, berdasarkan standar American Welding Society (AWS).
Cara membaca kode elektroda SMAW antara lain sebagai berikut :
a. Elektroda Mild Steel
Kawat las jenis ini ditunjukkan dengan kode EXXXX (4 angka). Jenis E7XX dengan kekuatan tarik yang cukup kuat banyak diaplikasikan untuk pengelasan pipa pressure, furnance, konstruksi dan lain-lain. Sedangkan jenis E60XX karena daya tariknya rendah biasanya digunakan untuk pengelasan nonpressure, tagweld. Misalnya kawat las kode E6013 cara pembacaanya sebagai berikut :
E = Elektroda
E60XX = Dua digit pertama (angka 60) menunjukan kekuatan tarik minimum
60 X 1000 = 60.000 psi (kg/mm2).
EXX1X = Digit ke tiga (angka 1) adalah posisi pengelasan, dimana :
Kode angka 1, untuk semua posisi
Kode angka 2, untuk posisi flat dan horizontal
Kode angka 3, hanya untuk posisi flat
EXXX3 = Digit keempat (angka 3) menunjukkan jenis salutan, dan arus las.
b. Elektroda Low Alloy Steel
Spesifikasi kawat las terbungkus untuk low alloy steel diatur pada AWS A5.5 dengan kode yang sama seperti elektroda mild stell diikuti dengan garis (dash) dan huruf serta angka sebagai unsure paduan berikut :
A = ditambahkan unsur carbon molybdenum
B = ditambahkan unsur chromium molybdenum
C = ditambahkan unsur nickel steel
D = ditambahkan unsur manganese molybdenum
G = ditambahkan unsure lainnya
R Akhir kode = mengidentifikasi ketahanan terhadap serapan uap (moisture pickup, misalnya 80% humidity, 80oF, 9 Jam)
Misalnya elektroda: E8018-B2H4R artinya kekuatannya 80Psi , mengandung, iron powder iron oxide, dipadu dengan chrome moly serta low hydrogen, ketahanan terhadap uap air serta digunakan untuk mengelas paduan baja chrome moly.
c. Elektroda Stainless Steel
Spesifikasi kawat las
terbungkus untuk Stainless Steel diatur dalam AWS A5.4. Tiga (3) digit pertama
adalah nomor tipe AISI dari stainless steel.Kemudian diikuti dengan garis dan 2
angka. Contoh : E316-16,E308-16,E309-16 dan lain-lain. Dua angka dibelakang
mengandung arti:
o
Angka 15 = lapisannya
mengandung CaO,TiO2 & arusnya DCRP.
o
Angka 16 = lapisannya
mengandung TiO& K2O & arusnya DCRP atau AC.
o Angka 17 = lapisannya mengandung CaO,TiO2 K2O SiO O SiO2& arusnya DCRP atau AC
3. Pengelasan Pipa Posisi 1F dan 1G Sumbu
Mendatar
Pada pengelasan pipa dan tangki diperlukan persiapan bahan yang sedikit berbeda bila dibandingkan dengan persiapan pada pengelasan pelat, walaupun secara umum bentuk penampang potongan (kampuh) adalah relative sama. Pengelasan poisi 1F (sumbu pipa miring 45o) dan posisi 1G (sumbu pipa mendatar) pada umumnya memiliki erlakuan yang sama seperti halnya pengelasan dibawah tangan (flat) dan pengelasan pipanya dapat diputar.
Gambar. Pengelasan Pipa Posisi 1F dan 1G Sumbu Mendatar
a.
Penempatan Bahan Las
dan Posisi Elektroda
Penempatan bahan pada
pengelasan pipa adalah tergantung pada bentuk konstruksi sambungan dengan
mengacu pada ketentuan posisi pengelasan. Sedang posisi elektroda pada
tiap-tiap posisi pengelasan akan berubah sesuai dengan kelengkungan pipa yang
dilas, namun sudut elektroda terhadap garis singgung pipa adalah sama.
1)
Berikut adalah peletakan bahan dan posisi elektroda untuk pengelasan posisi 1F
2) Berikut adalah peletakan bahan dan posisi elektroda untuk pengelasan posisi 1G
b. Arah dan Gerakan Elektroda Serta Urutan Pengelasan 1F dan 1G
Arah pengelasan ( elektroda ) pada proses las busur manual pada pipa posisi di bawah tangan dan horizontal ( 1F dan 1G ) pada prinsipnya tidak berbeda dengan arah pengelasan pada pelat. Dalam hal ini, yang terpenting adalah sudut elektroda terhadap garis tarikan elektroda sesuai dengan ketentuan ( prosedur yang ditetapkan ) dan busur serta cairan logam las dapat terlihat secara sempurna oleh operator las.
1) Pengelasan sambungan sudut ( pipa diameter berbeda atau pipa-flens ) posisi sumbu mendatar ( 1F ) pada tiap jalur diterapkan gerakan elektroda tanpa diayun atau hanya ditarik saja sepanjang jalur las, tapi jika dikehendaki jalur yang lebih lebar dapat juga diterapkan ayunan zig-zag miring ( whip action ).
Gambar. Arah Gerakan Elektroda dan Urutan Pengelasan 1F
2) Pada pengelasan sambungan tumpul kampuh V posisi sumbu horisontal ( 1G) pada tiap jalur diterapkan gerakan elektroda tanpa diayun atau hanya ditarik saja sepanjang jalur las, tapi jika dikehendaki jalur yang lebih lebar dapat juga diterapkan ayunan zig-zag miring ( whip action ).
Gambar. Arah Gerakan Elektroda dan Urutan Pengelasan 1G
#SELESAI#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar