Jumat, Agustus 07, 2020

Elektroda Dan Teknik Pengelasan Pipa Sumbu Mendatar

 

2.    Elektroda Pada Teknik Pengelasan Pipa Sumbu Mendatar

Elektroda pada pengelasan SMAW berfungsi sebagai pembakar yang akan menghasilakn  busur nyala dan sekaligus sebagai bahan tambah. Elektroda  ini terdiri dari  kawat  inti (core  wire) yang  dilapis  dengan  selaput (coating)  yang  terdiri  dari flux, komposisi  kawat  dan  selaput  menentukan perbedaan elektroda. 

 Gambar. Elektroda SMAW

Elektroda yang dipakai pada pengelasan SMAW memiliki kode atau simbol. Dimana kode memiliki arti  kekuatan tarik, posisi pengelasan, dan jenis arus beserta jenis flux yang digunakan. Demikian juga dengan cara penggunaan dari masing-masing jenis elektroda tersebut. Elektroda memiliki kode spesifikasi yang terdapat pada kardus pembungkusnya, berdasarkan standar American Welding Society (AWS).

Cara membaca kode elektroda SMAW antara lain sebagai berikut :

a.    Elektroda Mild Steel

Kawat las jenis ini ditunjukkan dengan kode EXXXX (4 angka). Jenis E7XX dengan kekuatan tarik yang cukup kuat banyak diaplikasikan untuk pengelasan pipa pressure, furnance, konstruksi dan lain-lain. Sedangkan jenis E60XX karena daya tariknya rendah biasanya digunakan untuk pengelasan nonpressure, tagweld. Misalnya kawat las kode E6013 cara pembacaanya sebagai berikut :

E            = Elektroda

E60XX  = Dua digit pertama (angka 60) menunjukan kekuatan tarik minimum

                 60 X 1000 = 60.000 psi (kg/mm2).

EXX1X = Digit ke tiga (angka 1) adalah posisi pengelasan, dimana :

                 Kode angka 1, untuk semua posisi

                 Kode angka 2, untuk posisi flat dan horizontal

                 Kode angka 3, hanya untuk posisi flat

EXXX3 = Digit keempat (angka 3) menunjukkan jenis salutan, dan arus las.

b.    Elektroda Low Alloy Steel

Spesifikasi kawat las terbungkus untuk low alloy steel diatur pada AWS A5.5 dengan kode yang sama seperti elektroda mild stell diikuti dengan garis (dash) dan huruf serta angka sebagai unsure paduan berikut :

A  = ditambahkan unsur carbon molybdenum

B  = ditambahkan unsur chromium molybdenum

C  = ditambahkan unsur nickel steel

D  = ditambahkan unsur manganese molybdenum

G  = ditambahkan unsure lainnya

R  Akhir kode    = mengidentifikasi ketahanan terhadap serapan uap (moisture pickup, misalnya 80% humidity, 80oF, 9 Jam)

Misalnya elektrodaE8018-B2H4R artinya kekuatannya 80Psi , mengandung, iron powder iron oxide, dipadu  dengan chrome moly serta low hydrogen, ketahanan terhadap uap air serta digunakan untuk mengelas paduan baja chrome moly.

c.    Elektroda Stainless Steel

Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Stainless Steel diatur dalam AWS A5.4. Tiga (3) digit pertama adalah nomor tipe AISI dari stainless steel.Kemudian diikuti dengan garis dan 2 angka. Contoh : E316-16,E308-16,E309-16 dan lain-lain. Dua angka dibelakang mengandung arti:

o  Angka 15 = lapisannya mengandung CaO,TiO2 & arusnya DCRP.

o  Angka 16 = lapisannya mengandung TiO& K2O & arusnya DCRP atau AC.

o  Angka 17 = lapisannya mengandung CaO,TiO2 K2O SiO O SiO2& arusnya DCRP atau AC

3.      Pengelasan Pipa Posisi 1F dan 1G Sumbu Mendatar

Pada pengelasan pipa dan tangki diperlukan persiapan bahan yang sedikit berbeda bila dibandingkan dengan persiapan pada pengelasan pelat, walaupun secara umum bentuk penampang potongan (kampuh) adalah relative sama. Pengelasan poisi 1F (sumbu pipa miring 45o) dan posisi 1G (sumbu pipa mendatar) pada umumnya memiliki erlakuan yang sama seperti halnya pengelasan dibawah tangan (flat) dan pengelasan pipanya dapat diputar.

 

Gambar. Pengelasan Pipa Posisi 1F dan 1G Sumbu Mendatar

a.    Penempatan Bahan Las dan Posisi Elektroda

Penempatan bahan pada pengelasan pipa adalah tergantung pada bentuk konstruksi sambungan dengan mengacu pada ketentuan posisi pengelasan. Sedang posisi elektroda pada tiap-tiap posisi pengelasan akan berubah sesuai dengan kelengkungan pipa yang dilas, namun sudut elektroda terhadap garis singgung pipa adalah sama.

1)      Berikut adalah peletakan bahan dan posisi elektroda untuk pengelasan posisi 1F

 

2)      Berikut adalah peletakan bahan dan posisi elektroda untuk pengelasan posisi 1G

b.       Arah dan Gerakan Elektroda Serta Urutan Pengelasan 1F dan 1G

Arah pengelasan ( elektroda ) pada proses las busur manual pada pipa posisi di bawah tangan dan horizontal ( 1F dan 1G ) pada prinsipnya tidak berbeda dengan arah pengelasan pada pelat. Dalam hal ini, yang terpenting adalah sudut elektroda terhadap garis tarikan elektroda sesuai dengan ketentuan ( prosedur yang ditetapkan ) dan busur serta cairan logam las dapat terlihat secara sempurna oleh operator las.

1)   Pengelasan sambungan sudut ( pipa diameter berbeda atau pipa-flens ) posisi sumbu mendatar ( 1F )  pada tiap jalur diterapkan gerakan elektroda tanpa diayun atau hanya ditarik saja sepanjang jalur las, tapi jika dikehendaki jalur yang lebih lebar dapat juga diterapkan ayunan zig-zag miring ( whip action ).

Gambar. Arah Gerakan Elektroda dan Urutan Pengelasan 1F

2)   Pada pengelasan sambungan tumpul kampuh V posisi sumbu horisontal ( 1G) pada tiap jalur diterapkan gerakan elektroda tanpa diayun atau hanya ditarik saja sepanjang jalur las, tapi jika dikehendaki jalur yang lebih lebar dapat juga diterapkan ayunan zig-zag miring ( whip action ).

Gambar. Arah Gerakan Elektroda dan Urutan Pengelasan 1G

#SELESAI#

Tidak ada komentar: